Ganti Jamkesmas Jadi Jamsosnas

[ Jum'at, 13 November 2009 ]
Ganti Jamkesmas Jadi Jamsosnas
JAKARTA - Program andalan mantan Menkes Siti Fadilah Supari, yakni jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas), tak berumur panjang. Setelah melalui evaluasi dan desakan dari berbagai pihak, Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih akhirnya mengganti program tersebut dengan jaminan sosial nasional (jamsosnas). Hal itu, menurut Menkes, sesuai dengan UU No 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).

''Dalam kurun waktu lima tahun ini, akan berubah menjadi jaminan sosial nasional. Berubah seperti yang digariskan UU,'' jelas Endang di sela peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) di Depkes, Jakarta, kemarin (12/11). Kendati demikian, kata Endang, perubahan dari jamkesmas menjadi jamsosnas tidak secara mendadak. Secara bertahap, pihaknya akan membahas dan menyosialisasikan perubahan itu. Program tersebut akan dimulai pada 2010.

Endang menjelaskan, tahun depan program baru itu meng-cover 76,4 juta jiwa. Namun, tidak semua masyarakat bakal ter-cover jamsosnas. Menurut dia, hanya masyarakat miskin dan hampir miskin yang bakal mendapat kuota program tersebut. Kriteria penerima jamsosnas, kata Menkes, berdasar data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang telah diverifikasi. ''Bagi mereka yang ter-cover program ini, biaya pengobatan diganti sepenuhnya,'' ujarnya.

Pendataan bakal dilakukan PT Askes. Meski begitu, Menkes belum bisa memastikan penyelenggara program tersebut. Tak hanya masyarakat sipil, program itu juga bakal meng-cover anggota TNI beserta keluarganya. Hal itu sesuai dengan PP 19/2004. ''Mereka juga meminta anggota keluarganya terjamin,'' tutur Endang.

Menkes juga akan menggerakkan sektor swasta melalui Jamsostek. ''Sekarang ini belum semua pekerja mendapat asuransi. Kami akan meminta mereka mengasuransikan semua karyawan, " jelasnya. (kit/oki)

Read More......

Dinsos Upayakan Bantuan Usaha

Sabtu, 8 Agustus 2009

Untuk Sasaran PKH melalui Kube


MOJOKERTO - Keberadaan masyarakat sangat miskin di Kabupaten Mojokerto terus mendapat perhatian pemerintah setempat. Selain telah dikucuri dana Program Keluarga Harapan (PKH), Dinas Sosial (Dinsos) mengupayakan bantuan tambahan.

Namun, bantuan tersebut diluar PKH yang sudah berjalan. ''Mereka (sasaran PKH) jangan hanya diberi ikan, tapi juga diberi kail,'' kata Kepala Dinsos Kabupaten Mojokerto, Yudha Hadi.

Bantuan dimaksud, menurutnya, lebih diarahkan untuk usaha rumah tangga sangat miskin (RTSM) yang menjadi sasaran PKH itu. Selain menerima kucuran bantuan yang sudah jelas peruntukannya, mereka juga melakukan usaha untuk mendukung ekonominya. ''Kami mengusulkan kelompok usaha bersama (kube) ke pemerintah pusat,'' katanya.

Mengingat di pusat terdapat bantuan dan jaminan sosial (Banjamsos), dia optimistis usulannya tersebut direalisasi. Dikatakannya, ada 15 kube yang diusulkan. ''Kube-kube itu bukan bentukan baru. Melainkan, selama ini sudah jalan. Dan, semua anggotanya adalah RTSM sasaran PKH,'' ujarnya.

Bermacam jenis usaha yang dilakukan. Misalnya, Desa Suru, Kecamatan Dawar Blandong. Kube tersebut sudah melakukan budidaya kambing etawa. Berbeda lagi yang dilakukan kube di Desa Pakis, Kecamatan Trowulan. Mereka melakukan pemberdayaan buruh tani hutan melalui penggemukan sapi potong. ''Mereka sudah lama mengumpulkan uang. Setiap kali pencairan, masing-masing mengumpulkan uang Rp 20 ribu. Lalu dibelikan kambing atau sapi,'' katanya.

Dengan usulan ini, pihaknya berharap ada campur tangan pemerintah pusat. Yaitu, berusaha dana hibah untuk modal kube tersebut. Bisa dibelikan kambing maupun sapi. ''Sejauh ini, memang belum ada kube yang anggotanya RTSM,'' ujarnya.

Dengan melakukan usaha sendiri, ekonomi bisa terangkat. Secara lisan, Yudha mengatakan, sudah menyampaikan usulannya itu kepada pemerintah pusat. ''Kalau kambing, nanti kan bisa menghasilkan anak. Dan itu, akan dibagi hasilnya,'' katanya.

Sebelumnya, Dinsos Kabupaten Mojokerto juga sudah mengegolkan jaminan kesehatan (jamkes) penghuni panti. Sehingga, dengan menggunakan surat keterangan tidak mampu (SKTM) dari kades tempat panti berada, para penghuninya sudah bisa mendapatkan layanan jamkes. Berbeda dengan usulan kube yang dibawa ke pusat, jamkes anak panti ini sepenuhnya dari APBD. (abi/yr)

Read More......

INSTRUKSI NON-FORMAL BUPATI MOJOKERTO

INSTRUKSI NON-FORMAL BUPATI MOJOKERTO

Bagian PDE, 2009-09-17 08:05:53

Instruksi non-formal Bupati Mojokerto mengenai pemberian dana PKH di seluruh wilayah Kabupaten Mojokerto, yang kemudian direspon oleh Kepala Dinas Sosial, Drs. Yudha Hadi, SH.MBA., dan ditindaklanjuti dengan melakukan koordinasi ke Departemen Sosial Pusat. Hasilnya, pada tahun 2009 ini, melalui komitmen antara Pemkab Mojokerto dan Departemen Sosial Pusat, dapat merealisasikan secara keseluruhan dana PKH di 18 Kecamatan di Kabupaten Mojokerto.
Tepatnya pada hari ini, tanggal 16 September 2009, 3 kecamatan sisa yang baru mendapat pencairan dana PKH yaitu Kecamatan Kemlagi, Jetis dan Kutorejo, akhirnya mendapatkan pencairan dana tersebut. Tentunya dana yang ditunggu terasa tepat karena diterimakan menjelang Lebaran.. Secara berkeliling, Bupati Mojokerto menyampaikan secara simbolis bantuan tersebut kepada beberapa keluarga di ketiga kecamatan tersebut. Diawali di Kecamatan Kemlagi sekitar pukul 08.40 WIB, Bupati bersama dengan Kepala Dinas Sosial, Kepala Bapemas, Kepala Kantor Pol PP, Kepala Bagian Pembangunan, dan Kepala Bagian Humas dan Protokol datang untuk melihat secara langsung masyarakat penerima bantuan dana PKH. Rombongan kemudian berlanjut ke Kecamatan Jetis, dan diakhiri di Kecamatan Kutorejo.
Bupati Mojokerto dalam sambutannya, di ketiga kecamatan tersebut, menitikberatkan pada penggunan dana PKH tersebut hendaknya jangan disalahgunakan. Semestinya dana tersebut dipergunakan untuk meningkatkan taraf kesehatan, kesejahteraan dan pendidikan keluarga. Jangan digunakan untuk membeli HP atau bahkan untuk DP kendaraan bermotor. Disamping itu, Bupati juga menyampaikan persetujuan Pemerintah Propinsi Jawa Timur untuk menggelontor sembako berupa gula sebesar 40 ton di Kabupaten Mojokerto, dan untuk tiap kecamatan akan dijatah sekitar 2 ton.
Mengenai penerima PKH, Kepala Dinsos menjelaskan bahwa kartu PKH yang dimiliki oleh penerima dapat dipergunakan untuk berobat gratis di pusat kesehatan umum. Disampaikan pula bahwa penerima PKH tahun 2009 di tiga kecamatan tersebut masih belum banyak, yaitu 199 RTSM untuk Kecamatan Kutorejo, 274 RTSM untuk Kecamatan Kemlagi, dan 433 RTSM untuk Kecamatan Jetis.
Atas dasar ini pula, Bupati Mojokerto memberikan instruksi informal kepada Kepala Dinas Sosial Kabupaten Mojokerto untuk memperhatikan para keluarga tidak mampu yang belum mendapatkan bantuan. Menindaklanjuti instruksi tersebut, pihak Dinsos sudah berusaha menjemput bola dengan mengusulkan tambahan ke Departemen Sosial. Hasilnya, terdapat 10 ribu lebih keluarga yang masih dalam proses untuk diverifikasi oleh Pendamping PKH dengan data sebagai berikut:
- Kecamatan Kutorejo berjumlah 3.752 RTSM
- Kecamatan Kemlagi berjumlah 4.104 RTSM
- Kecamatan Jetis berjumlah 4.359 RTSM
Pencairan dana kali ini diberikan secara rapel, untuk 2 caturwulan sehingga setiap keluarga mendapatkan 2 kali lipat dari jumlah pokoknya. Sekedar pengetahuan: Program Keluarga Harapan (PKH) di Kabupaten Mojokerto sejak tahun 2007 mendapatkan kuota untuk 10 kecamatan, dan tahun 2008 adalah 5 kecamatan.(Bagian Humas dan Protokol)

Read More......

PEMKAB MOJOKERTO CAIRKAN DANA PKH TIGA KECAMATAN

PEMKAB MOJOKERTO CAIRKAN DANA PKH TIGA KECAMATAN
Friday, 18 September 2009 00:55

Pemerintah Kabupaten Mojokerto, Jatim, mencairkan dana program keluarga harapan (PKH) untuk tiga kecamatan masing-masing Kecamatan Kutorejo, Jetis dan Kemlagi.
Mojokerto, 17/9 (Antara/FINROLL News) - Pemerintah Kabupaten Mojokerto, Jatim, mencairkan dana program keluarga harapan (PKH) untuk tiga kecamatan masing-masing Kecamatan Kutorejo, Jetis dan Kemlagi.

Kepala kesejahteraan dan Sosial (Kessos) Kabupaten Mojokerto, Yudha Hadi, Kamis, mengatakan, pencairan tersebut diberikan kepada ribuan warga miskin yang tersebar di tiga kecamatan tersebut.

"Setiap penerima nantinya mendapatkan uang antara Rp200 ribu sampai Rp700 ribu," ujarnya menjelaskan.

Ia mengemukakan, dana PKH ini, sesuai dengan aturannya untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil, tambah gizi balita, membayar sekolah dan membeli peralatan sekolah.

"Jangan sampai uang yang diberikan ini digunakan untuk telepon genggam, membeli radio atau tape," katanya menegaskan.

Ia juga mengancam akan mencoret daftar nama penerima PKH, jika dana tersebut tidak dipergunakan sesuai dengan peruntukannya.

"Kalau dalam praktiknya nanti kami mengetahui ada penerima PKH yang menggunakan uang tersebut untuk keperluan lain, maka namanya akan kami coret dan mereka tidak bisa menerima dana itu lagi," katanya tegas.

Ia menjelaskan, setelah libur Lebaran, pihaknya akan menurunkan tim pengawas dan mendata pada setiap penerima untuk mengetahui peruntukan uang yang diberikan.

Jika ada sasaran sengaja menggunakan uang itu tidak sesuai peruntukan, penerima akan dicoret dan periode berikutnya mereka tidak dapat bantuan uang PKH lagi.

Ia menjelaskan, pencairan dana PKH di tiga kecamatan kali ini totalnya mencapai Rp753.508.000,00 dengan rincian Kecamatan Kutorejo mendapatakan Rp173.702.000,00, Kecamatan Jetis Rp352.370.000,00 dan Kecamatan Kemlagi Rp227.436.000,00.

Sementara itu, Surati, salah seorang warga Kutorejo yang menerima dana PKH mengaku bersyukur dana PKH tersebut bisa cair sebelum lebaran.

Karena, uang Rp700 ribu yang ia terima tersebut akan dipergunakan untuk membeli susu dan membelikan seragam sekolah anaknya.

"Sebelumnya saya sempat bingung dan berharap dana PKH bisa cair secepatnya. Karena sehabis lebaran ini saya harus membelikan buku, pensil, sepatu, dan seragam anak saya," katanya lirih.

Sebelumnya, Bupati Mojokerto Suwandi, mengimbau kepada penerima dana PKH supaya pandai-landai menggunkan dana itu. Jangan sampai penggunaan dana itu menyimpang dari ketentuan yang sudah ditetapkan pemerintah. (T

Read More......

Pencairan Bantuan PKH 3 Kecamatan Baru

Kamis, 09 Jul 2009 18:35:01
Mojokerto - Dana Program Keluarga Harapan (PKH) Kabupaten Mojokerto, Jatim, dipastikan akan cair pada Agustus mendatang.

Kepala Dinas Kesejahteraan dan Sosial Kabupaten Mojokerto, Yudha Hadi, Kamis, mengatakan, pemerintah pusat telah menjanjikan akan memberikan dana PKH kepada rumah tangga sangat miskin (RTSM) di Kabupaten Mojokerto, pada Agustus mendatang.

Sebelumnya, pemerintah Kabupaten Mojokerto telah mendata RTSM di tiga kecamatan masing-masing Kecamatan Jetis, Kutorejo dan Kemlagi yang belum mendapat dana PKH, katanya.

Dari hasil pendataan itu, ditemukan ada 1.100 RTSM layak menerima program dana PKH.

Selanjutnya, dari pendataan tersebut dilakukan penelitihan oleh pemerintah pusat dan akhirnya pemerintah menerima usulan dari Kabupaten Mojokerto, untuk mencairkan dana PKH pada 1.100 RTSM tersebut.

Semua RTSM susulan dari tiga kecamatan itu dijanjikan akan menerima dana PKH pada Agustus 2009. Oleh karena itu, untuk memuluskan proram itu, kini Dinsos telah menyiapkan tenaga pendamping, katanya menjelaskan.

Menurut dia, proram PKH ini telah dilakukan di 15 dari 18 kecamatan di Kabupaten Mojokerto. Dari lima kecamatan itu jumlah RTSM yang ada sebanyak 17.683 orang. Setiap RTSM mendapat dana bantuan uang dari pemerintah antara Rp200 ribu sampai Rp733 ribu.

Rencana pencairan ini ditanggapi positif oleh Sutono warga Jetis Kabupaten Mojokerto. Ia mengaku, meski dia masuk kategori RTSM. Namun, sampai sekarang ini belum pernah mendapatkan dana PKH dari pemerintah.

Padahal, keponakannya juga masuk kategori RTM di Kecamatan Gondang sudah mendapat dana PKH.

"Saya juga sudah pernah didata petugas, dan petugas tadi mengatakan, saya masuk keluarga RTSM sekaligus menjadi calon penerima dana PKH. Namun, sampai sekarang belum ada tanda-tanda kapan dana itu bisa saya terima," katanya.

Dia sudah lama berharap bisa mendapatkan dana PKH itu. Karena dana itu nantinya bisa meringankan beban ekonominya.

"Saya juga sudah sering tanya ke Pak Polo (Kepala Dusun-red) kapan dana itu PKH untuk saya cair. Beliau juga tidak tahu dan menyuruh saya bertanya ke Kecamatan atau ke Kantor Kesejahteran dan Sosial Kabupaten Mojokerto," katanya menambahkan.

Read More......

Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan PKH Kecamatan Pungging

Hari ini baru saja dilaksanakan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Pelaksanaan PKH di Kecamatan Pungging. Tim Monev yang terdiri atas perwakilan Bappeda (ibu Nurul, ibu Endah), Dinas Kesehatan (bapak Agus), Dinas Pendidikan (Nur Rakhmat dan bu Melok) dan  Dinas Sosial (bapak Edi dan Joko Supangkat) yang didampingi pendamping PKH Pungging mendatangi dua sampel fasilitas pendukung PKH yaitu SMPN II Pungging, dan Puskesmas Watukenongo.

Di SMPN II Pungging tim Monev disambut baik oleh ibu kepala sekolah, Suparni M.Pd. Perbincangan berlangsung dengan hangat dan terbuka. Masing-masih pihak mengungkapkan segala temuan yang terlihat pada pelaksanaan PKH, dari mulai masalah absensi siswa, peningkatan kemampuan siswa miskin dalam memenuhi kewajiban (finansial) sekolah, sampai saran dan solusi yang perlu dtindaklanjuti bersama.

Perjalanan dilanjutkan ke desa Watukenongo untuk menuju puskesmas. Jalan yang dilalui sedikit di luar prediksi karena baru diuruk pasir batu yang belum diratakan sehingga sedikit mengurangi kelancaran perjalanan, namun Alhamdulillah rombongan tim sampai dengan selamat sampai tujuan.
Di puskesmas Watukenongo, tim ditemui oleh kepala puskesmas, ibu Ambar dan koordinator bidan desa, ibu Min (demikian kami memanggil beliau)


Temuan yang diperoleh dari peninjauan di puskesmas, bahwa ternyata data absensi pemeriksaan keseharan oleh peserta PKH, dikerjakan pada satuan instansi kesehatan yang lebih kecil, yaitu langsung pada bidan desa, dikirim langsung ke rumah bidan, sehingga, puskesmas tidak pernah menangani. Namun, pihak puskesmas memang sudah mengetahui bahwa itu sudah prosedurnya. Pendamping juga tetap melaksanakan tugasnya untuk mendampingi peserta PKH yang membutuhkan akses ke fasilitas kesehatan, misalnya baru-baru ini, membantu mengusahakan peserta PKH untuk mengakses Jamkesmas untuk pengobatan bayinya yang sakit.

Secara umum, pelaksanaan PKH di kecamatan Pungging terbilang cukup baik, didukung oleh penyedia layanan pendidikan dan kesehatan yang baik dan mendukung penuh pelaksanaan program ini.
Proses Monev ini diakhiri pukul 11.00 dengan beberapa saran tindak lanjut yang akan dikerjakan bersama-sama.

Berikut ini sedikit dokumentasi pelaksanaan Monev di kecamatan Pungging.

 

Read More......

APSi Gelar Takjil Gratis

Agustus tanpa posting hehe. Sebenarnya banyak sekali kegiatan selama Agustus, tapi admin lagi jarang online karena kesibukan dunia nyata.

Nah, ini adalah kegiatan terbaru kami, APSi, Asosiasi Pekerja Sosial Mojopahit yang terbentuk bulan Agustus lalu oleh para Pekerja Sosial Pendamping dan Operator (nanti saya ceritakan bagaimana prosesnya pembentukannya) menggelar aksi bagi-bagi takjil gratis di jalan depan Kantor Dinas Sosial.

Direncanakan dalam aksi ini, sekitar 2000 paket takjil dibagikan secara serentak mulai pukul 16.30WIB sampai habis paket. Dana yang digunakan murni swadaya anggota APSi, "itung-itung amal", kata teman-teman

Nah, ini adalah dokumentasi ketika rapat pembahasan materi kegiatan gelar takjil, tanggal 31 Agustus 2009. Rapat dipimpin oleh Fajar Hariono (kaos merah)




Dalam rapat ini diputuskan banyak hal teknis sebagai persiapan gelar takjil gratis. Salah satu keputusannya adalah hidangan takjil yang nantinya akan berupa kolak kacang hijau plus ketela. Kurma dan pisang sebagai pelengkap.

Nah, ini dokumentasi pada hari-H, 5 September 2009






Read More......

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 1430H


Sebelumnya admin Blog PKH Mojokerto Mohon maaf jika dalam sebulan ini, blog sangat jarang di-update, terkait dengan kegiatan alam nyata yang cukup menyita waktu, sehingga lupa update blog.

Dengan ini kami, para Pekerja Sosial Pendamping dan Operator Program Keluarga Harapan Kabupaten Mojokerto mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa 1430H/2009M.
Semoga amal ibadah kita diterima di sisi Allah SWT...

Read More......

Pemerintah Stop BLT Tahun Depan

[ Minggu, 26 Juli 2009 ]
Pemerintah Stop BLT Tahun Depan
JAKARTA - Teka-teki terkait kelanjutan Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) terjawab sudah. Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah menyatakan bahwa pemerintah tidak akan melanjutkan program kompensasi kenaik­an BBM itu pada 2010. Bahkan, Bachtiar mengatakan, pertimba­ngan penghentian program BLT karena program tersebut dinilai ku­rang mendidik masyarakat.

''BLT tidak bisa diberikan secara terus-menerus. Tahun 2009 ini me­rupakan tahun terakhir pe­nya­lurannya,'' ujar Bachtiar di Ja­kar­ta kemarin (25/7). Meski BLT ti­dak dilanjutkan, kata Mensos, pro­gram lain yang dianggap ber­hasil membantu masyarakat ke­cil akan dimaksimalkan. Tujuannya, mengganti program BLT, yakni Program Nasional Pem­berdayaan Masyarakat (PNPM), bantuan jaminan sosial, dan kredit usaha rakyat (KUR).

''Program BLT itu merupakan bantuan yang diberikan agar jumlah penduduk miskin tidak bertambah dan juga diterapkan oleh ne­gara-negara seperti Brazil dan Meksiko. Kini saatnya program lain yang berjalan,'' katanya.

Menurut Bachtiar, Indonesia mendapat pujian dari negara-nega­ra lain karena keberhasilannya dalam hal BLT. Terutama dalam me­maksimalkan program yang menangani 19,1 juta rumah tangga miskin dengan total dana yang disalurkan Rp 14 triliun tersebut. ''Karena itu, kami berharap, program bantuan bagi rakyat miskin yang telah berjalan baik bisa dilanjutkan dengan program yang lebih baik untuk mendukung rak­yat kecil,'' tegas dia.

BLT merupakan realisasi salah satu di antara tiga klaster program pe­merintah dalam mengen­taskan masyarakat dari kemiskinan dan mengurangi penganggur­an. (zul/iro)


Program PKH kok tidak disebut yah? Memang termasuk dalam Bantuan Jaminan Sosial sih, tapi kok meragukan yah? Semoga saja PKH juga termasuk Program bantuan yang hasilnya seperti yang diharapkan Pak Mensos

Read More......


Karena udah tanggal 12 Juli lebih, masih saja belum mendapat imel konfirmasi dari panitia Kompetisi blog mojokerto 2009, tak kira blog yang kubikin uda tersisih jauh2 hari :-( Tapi pas aku (iseng) tadi malam cek ke situs blogger Mojokerto, eh, masih masuk daftar hehe.

Memang sih, postingku banyak yang tidak orisinal, sekedar kopi paste dari beberapa harian besar seperti jawapos dan lain-lain. Waktu mendaftar aku cuma berpikir kalo konsep blog inilah yang orisinal, bukan postingnya, secara blog ini banyak kopi pastenya. Konsep dasarnya adalah membahas mojokerto dari sisi yang betul kuketahui secara pasti.

Kalau membahas masalah Candi Tikus, Kolam segaran, Onde-onde, aku sih kurang paham, bukan karena aku sok sibuk dan ga sempat jalan-jalan, hanya karena aku memang orangnya kuper, yang bahkan tempat jajan yang lengkap di Mojokerto aja gak tau.

Temen deketku yang dari Kediri kan ngekos di Mojokerto, kebetulan rekan kerja juga malah pernah nyeletuk gini, "Walah, wong Mojokerto gak ngerti Mojokerto", hanya karena aku tidak tahu tempat jajanan di Mojokerto hihihi...
Candi-candi juga cuma pernah numpang lewat aja, ga pernah mampir, lewat pun karena urusan kerja (parah deh)
Yah, secara geografis rumahku lebih deket ke Sidoarjo sih. Rumahku di Desa Bangun, Kecamatan Pungging, yang sepanjang jalan protokol Krian-Mojosari, adalah desa yang merupakan perbatasan dengan Sidoarjo, 20Km dari Kabupaten.

Blog ini adalah blog yang kudedikasikan untuk para Pekerja Sosial Pendamping Program Keluarga Harapan Kabupaten Mojokerto yang aku juga turut di dalamnya. Yah, walaupun kadang (sangat) tidak update, isinya akan aku usahakan tetap fokus ke masalah PKH Mojokerto, sebuah sudut pandang lain dari Mojokerto.

Read More......

Pengaduan PKH

Salut atas kepedulian penulis pengaduan tentang mengapa tidak ada PKH di Kota Mojokerto, bahkan menyangkut pengembalian dana PKH ke pusat juga di bahas disitu.
Pengaduan tersebut dilayangkan melalui situs resmi kota Mojokerto.

Berikut cuplikannya

Ini versi fullnya, klik untuk melihat ukuran sebenarnya

Read More......

Jatirejo

Kecamatan Jatirejo terdiri atas xx desa
Berikut ini adalah para Pendamping Kecamatan Jatirejo

Muhammad Soin Widhasworo, dipanggil Soin
Alamat : Bangsal
Koordinator PKH Kecamatan Jatirejo







Ayuhannafiq, dipanggil Yuhan
Alamat : Kedungsari, Kemlagi








Sodikin, dipanggil Cak Diqin
Alamat : Balongmasin, Pungging








Vita Herma Wijayanti, dipanggil Vita
Alamat : Lebakjabung, Jatirejo








Dini Fatmayanti, dipanggil Dini
Alamat : Dinoyo, Jatirejo








Mi'rojul Anam, dipanggil Anam
Alamat : Mojopilang, Kemlagi

Read More......

Sooko

Kecamatan Sooko terdiri atas xx desa
Berikut ini adalah paran Pendamping Kecamatan Sooko

Fajar Harianto, dipanggil Fajar
Alamat : Mengelo, Sooko
Koordinator Pendamping PKH Sooko
Koordinator Lapangan Teman2 PKH jika ada event global






Umi Nuridatun Ni'mah, dipanggil Ida Sooko
Alamat : Belakang MAN Sooko
Biasanya menjadi Bendahara teman2 PKH







Muhammad Yusuf, dipanggil Yusuf atau Ucup
Alamat : Sooko







Aida Dwi P., dipanggil Aida
Alamat : Sooko

Read More......

Dinas Sosial Dalam Pameran Hari Jadi Mojokerto ke-716

Dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Mojokerto ke-716, diselenggarakan pameran hasil kerajinan dan produk2 unggulan dari seluruh mojokerto, termasuk kecamatan, UPT dan dinas, di Pusat Perkulakan Sepatu dan Tas (PPST), Trowulan, Mojokerto.

Berikut ini reportase dalam gambar stan Dinas Sosial Kabupaten Mojokerto





Berikut ini adalah hasil kerajinan karang taruna yang dibina oleh Dinas Sosial

Asbak Perunggu

Kaligrafi dari tetesan Kuningan dan perunggu (wow!)

Hiasan dinding dan pengganjal pintu

Tas tangan manik2

Kalung manik2 kaca dan gantungan hiasan mobil

Piala juara karang taruna tingkat provinsi dipajang juga loh

Kemarin adalah hari terakhir pameran ini sejak dibuka mulai awal Mei.

Read More......

Forum Para Pendamping PKH

Klik untuk memperbesar gambar

Menindaklanjuti usulan dari Mas Kholik, Pendamping Kecamatan Gempol, Pasuruan
saran bagi rekan yang pakar di dunia IT, segeralah kita dibuatkan "rumah" yang mudah diakses rekan-rekan biar jika mau komen musti berkunjug ksna kmri
maka, dengan mengucap Basmalah sekaligus Hamdalah, Forum Pekerja Sosial Pendamping Program Keluarga Harapan dengan ini kami luncurkan. Forum ini bisa diakses di http://pkh.ownbb.com/

Semoga dengan diluncurkannya forum ini, hubungan antar UPPKH seindonesia semakin erat yang pada akhirnya diharapkan akan memperlancar dan menyukseskan kegiatan PKH di Indonesia.

Read More......

Google Crawl This Blog

kalau di blog pribadi saya ada ulasan ini, http://rrhakim.blogspot.com/2009/03/seberapa-cepat-google-meng-crawl-blog.html
saya coba sekali lagi untuk melihat seberapa cepat google menemukan update blog ini. Sebenarnya sih kurang fair karena blogger kan notabene milik google juga. Namun memang semakin terkenal (banyak trafik) suatu situs, google akan lebih cepat update data pencariannya. kalau dulu blog PKH masih agak lambat di-crawl, yaitu 8 menit, sekarang sudah lumayan cepat, 3 menit, seperti ilustrasi di bawah ini.

Read More......

Penerima PKH Membengkak 2.077 RTSM di 13 Kecamatan

Radar Mojokerto
[ Jum'at, 08 Mei 2009 ]
Penerima PKH Membengkak 2.077 RTSM di 13 Kecamatan

MOJOKERTO - Penerima program keluarga harapan (PKH) di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2009 dipastikan membengkak. Dari total penerima sebelumnya 15.562 RTSM kini bertambah sebanyak 2.077 Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM). Meski baru tercatat, direncanakan mereka akan menerima bantuan perdana pada 20 Juni mendatang.

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Mojokerto Yudha Hadi mengungkapkan, penambahan 2077 RTSM tersebut merupakan hasil verifikasi dari jumlah sisa kuota yang ditetapkan BPS sebanyak 17 ribu. Sebab, sebelumnya Dinsos baru menetapkan penerima PKH sebesar 15.561. ''Bukan berarti tingkat RTSM saat ini bertambah, melainkan penentuan untuk 2000-an RTSM sisa kuota baru kita tetapkan setelah verifikasi," katanya kemarin.

Memang, dibandingkan tahun 2007 hingga 2008 lalu jumlah RTSM layak penerima PKH belum memenuhi kuota yang ditetapkan. Sebab, berdasarkan verifikasi dan validasi oleh pendamping PKH di 15 kecamatan banyak ditemukan tidak layak menerima. Diantaranya, dianggap mampu, berpenghasilan sesuai UMR dan bisa memenuhi kebutuhan makan sebanyak tiga kali dengan memenuhi empat sehat lima sempurna. ''Untuk RTSM ini memang cukup dinamis. Perubahan menjadi kaya ke miskin cukup cepat. Sebaliknya begitu," terangnya.

Dikatakan, berdasarkan hasil verifikasi dan validasi, untuk 2077 RTSM baru tersebut memang dinyatakan cukup memenuhi kriteria menerima program PKH. Yaitu Rp 200 ribu hingga Rp 700 ribu per empat bulan. Penerimaan program sendiri ditentukan berdasarkan status RTSM. Baik tingkat pendidikan, kesehatan, balita dan ibu hamil.

''Dalam verifikasi ini kami menggunakan open system. Dari RT, desa, kecamatan hingga kabupaten," urainya.

Berdasarkan penetapan penerima PKH baru, diketahui dari 15 kecamatan sasaran yang ada, hasil verifikasi untuk memenuhi kuoto 2.077 RTSM hanya terseber di 13 Kecamatan. Diantaranya, Jatirejo, Pacet, Trawas, Ngoro, Pungging, Mojosari, Bangsal, Mojoanyar, Dlanggu, Trowulan, Sooko, Gedeg dan Dawarblandong.

Sedangkan untuk dua kecamatan yang tidak menerima kuota tambahan yakni untuk Kecamatan Gondang dan Puri. ''Bukan berarti di dua kecamatan itu tidak ada penambahan. Namun penentuan RTSM berdasarkan kuota dan juknis pengalihan RTSM," urainya.

Karenanya dengan ditetapkannya penambahan RTSM, dijadwalkan pada 20 Juni mendatang mereka sudah bisa menerima bantuan sesuai ketentuan. Bersamaan dengan pencairan lanjutan bagi 15.561 RTSM yang sudah ditetapkan lebih dulu. ''Untuk memastikan pemanfaatan bantuan dua minggu setelah pencairan kami akan melakukan verifikasi. Apakah benar digunakan semestinya atau tidak," tandasnya.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, pada tahun 2007 lalu Dinsos pernah mengembalikan anggaran bantuan PKH sebesar Rp 1,4 miliar. Sebab, kendati sudah ditentukan kuota RTSM sebanyak 17 ribu, tetapi dari hasil verifikasi diketahui sebanyak 1.100 diantaranya dinilai tidak layak menerima. Sehingga, untuk menghindari pemanfaatan anggaran, Dinsos lantas mengembalikan langsung pada kas negara. (ris/yr)

Read More......

Kurangi Jatah 600 RTSM

[Rabu, 26 November 2008]

Kurangi Jatah 600 RTSM

MOJOKERTO - Pencairan bantuan program Kesejahteraan Sosial (PKH) di Kabupaten Mojokerto lunas untuk tahap kedua. Setelah kemarin dilakukan pencairan untuk lima kecamatan sisa. Yakni Kecamatan Puri, Kecamatan Dlanggu, Kecamatan Bangsal, Kecamatan Mojosari dan Kecamatan Pungging.

''Total yang kita cairkan mencapai Rp 4,7 miliar,'' ujar Kepala Kankessos Yudha Hadi. Rinciannya Kecamatan Puri sebesar Rp 770 juta, Kecamatan Dlanggu sebesar Rp 366 juta, Kecamatan Bangsal sebesar Rp 281 juta, Kecamatan Mojosari sebesar Rp 282 juta dan Kecamatan Pungging sebesar Rp 406 juta.

Jumlah penerimanya sendiri mencapai 4.303 RTSM (Rumah Tangga Sangat Miskin). Yakni Puri 770 RTSM, Dlanggu, 982 RTSM, Bangsal 728 RTSM, Mojosari 722 RTSM dan Pungging 1.101 RTSM. Namun tidak seluruh RTSM tersebut menerima dalam jumlah utuh. Lantaran ada diantara mereka yang jatahnya dikurangi setelah kelayakannya sebagai penerima menurun. ''Ada 600 RTSM yang kita dinilai kurang layak lagi menerima PKH,'' terangnya. Salah satunya lantaran anak mereka sudah lulus SMP. Padahal PKH hanya dapat diberikan sepanjang RTSM penerima memiliki anak balita, sekolah SD ataupun SMP.

''Kita selalu up date data. Karena itu sekarang kita sedang menghitung berapa yang harus dikembalikan ke pusat, setelah diketahui ada penerima yang tidak layak lagi'' jelasnya. Sebagian mereka terpaksa harus diputus jatah PKH-nya. Sebagian lainnya harus dikurangi lantaran masih memiliki faktor kelayakan lain.

Misalnya, meski anaknya sudah lulus SMP, tetapi masih punya anak sekolah SD atau balita. ''Untuk ini hanya kita kurangi,'' terangnya. Meski jumlah dan besarannya hingga kini masih dalam penghitungan. ''Yang jelas semua sisa pasti akan kita kembalikan,'' tegasnya. Terkecuali ada kebijakan dari pusat yang memungkinkan pengalihan jatah tersebut pada penerima lainnya. Ataupun penerima baru yang memenuhi persyaratan.

''Sebelumnya pendataan PKH dilakukan secara aktif oleh petugas. Masyarakat hanya pasif karena menjadi obyek penilaian. Tetapi sekarang, masyarakat banyak yang tahu tentang program PKH dan ramai-ramai daftar sebagai penerima,'' jelasnya. Tentu saja hal itu tidak serta merta dapat dikabulkan lantaran masih butuh penilaian terkait kelayakan mereka. ''Yang jelas, jika memang anggarannya bisa dialihkan, kita siap, dan kita punya data nama dan alamat RTSM yang bisa dijadikan penerima,'' jelasnya. Apalagi sampai kini PKH baru menyisir 15 kecamatan. Sementara masih ada tiga kecamatan yang belum tersentuh sama sekali.

PKH sendiri merupakan bagian dari program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM). Berupa pemberian bantuan untuk penunjang biaya pendidikan dan kesehatan RTSM. Jumlah yang diterima tiap RTSM berkisar antara Rp 800 ribu hingga Rp 2,2 per tahun. Pencairannya dilakukan sebanyak tiga kali. ''Pencairan terakhir sebelum tanggal 15 Desember nanti,'' tegasnya. (jif/yr)

Read More......

Ratusan Wesel PKH Ganda di Puri

Ratusan Wesel PKH Ganda

Suasana Pencairan PKH Puri

MOJOKERTO ­- Proses pencairan program keluarga harapan (PKH) tahap pertama tahun 2009 di Kabupaten Mojokerto diwarnai dengan temuan ratusan wesel ganda di dua desa di Kecamatan Puri. Wesel yang kiranya digunakan sebagai bukti pembayaran PKH tersebut ditemukan di Desa Kenanten sebanyak 59 dan Desa Tambak Agung sebanyak 50 buah. Diduga wesel yang dilengkapi nomor barcode (seri) Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) tersebut akibat kesalahan cetak oleh PT Pos Cabang Mojokerto.

Untuk menghindari penyalahgunaan wesel ganda, petugas pendamping PKH Kecamatan Puri mengamankan 108 wesel tersebut agar tidak dicairkan. ''Kami menemukan wesel ganda itu H-3 sebelum pencairan di kecamatan Puri saat melakukan pengecekan," ujar Khoirul Muhtadin pendamping PKH Kecamatan Puri.

Menurutnya kesalahan dobel cetak itu sejauh ini baru ditemukan kali pertama di Kabupaten Mojokerto. Pasalnya, selama beberapa kali pencairan belum pernah terjadi hal yang sama. ''Kami tidak tahu kenapa sampai ada dobel wesel begitu banyak. Tapi memang untuk tahun ini pencetak wesel diserahkan pada PT Pos di masing-masing daerah," jelasnya.

Dari ratusan wesel yang diamankan, Khoirul menyatakan, tidak ada perbedaan sedikit pun dengan bentul wesel yang akan dibagikan pada RTSM saat pencairan di Kantor Kecamatan Puri.

Semisal penerima dengan nama Astutik, warga Desa Kenanten RW 01 Kecamatan Puri, dengan jumlah bantuan yang diterima Rp 467.000, terdapat dua nama. Termasuk, nomor barcode, nomor res dan nomor RS. Serta untuk ratusan penerima yang lain dengan jumlah bantuan antara Rp 200 ribu hingga Rp 733 ribu per RTSM. ''Mengenai nomor barcode semuanya sama tidak ada perbedaan apa pun," urainya.

Meski begitu sebelum temuan tersebut disampaikan pada PT Pos Cabang Mojokerto, Pendamping rencananya baru akan mengembalikan setelah berlangsung pencairan bagi 905 penerima PKH di Kecamatan Puri.

Dengan menggunakan wesel pembayaran PKH sesuai jatah semestinya. ''Secara lisan kita sudah laporkan. Tapi baru akan kita kembali setelah semua RTSM mengambil bantuan. Dan itu harus disertai berita acara pengembalian wesel ganda," paparnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Mojokerto, Yudha Hadi mengungkapkan, adanya temuan wesel ganda tersebut diduga dalam melakukan pencetakan PT Pos Cabang Mojokerto kurang teliti.

Diantaranya mengecek nomor barcode dan penerima wesel yang dicetak. Sehingga jika tidak segera diamankan maka potensi penggunaan wesel kembali dimungkinkan terulang. ''Kami tidak ingin terjadi seperti itu, karena sudah jelas akan menciptakan masalah baru," katanya.

Karena itu agar tidak terulang kembali, dia berharap dalam pencairan tahap ke 2 nanti PT Pos Cabang Mojokerto lebih teliti dalam hal cetak dan pendataan. Atau jika perlu segera merubah pola pendistribusian wesel PKH dari melalui perangkat desa menggunakan metode pengiriman via pos pada masing-masing RTSM.

''Dan yang paling penting sebelum mengeluarkan wesel koordinasikan dulu dengan para pendamping PKH di masing-masing kecamatan. karena kalau terjadi kekeliruan seperti wesel ganda dan nomor barcode sama bisa diteliti," paparnya.

Sementara itu, terkait temuan tersebut sejauh ini Kepala PT Pos Cabang Mojokerto belum memberikan keterangan apapun. Sebab saat ketika dikonfirmasi ponselnya tidak aktif.

Sekadar diketahui pencairan PKH sendiri pada Minggu (26/4) kemarin dilakukan untuk 7 kecamatan secara bersamaan. Selain Kecamatan Puri, Dlanggu sebanyak 1.608, Sooko 1.008, Trowulan 1.585, Gedeg 986, Dawarblandong 1.536, dan Jatirejo sebanyak 1.471 RTSM. (ris/yr)

Read More......

Diklat Pendamping PKH 2008

Karena sudah terlalu lama album slide show Diklat PKH 2008 bertengger di kolom sebelah, sekarang waktunya untuk berpindah ke kolom posting saja. Diklat PKH 2008 ini diadakan di Balai Pelatihan dan Manajemen Kesejahteraan Sosial Malang, 31 Agustus - 6 September 2008.

Read More......

Pencairan BLT Kec. Pungging 2009

Mbak Dina Berkoordinasi dengan Satpol PP

Penerima BLT Sudah Antre Pagi2

RRHakim Memberitahu Jadwal Desa kepada Penerima BLT

Pak Mashuri (POS) Berinteraksi dengan Penerima BLT


Penerima BLT yang Datang Terlalu Pagi Terpaksa Menunggu

Loket Mulai Dibuka

Jadwal Pencairan BLT tahap Pertama tahun 2009 di kabupaten Mojokerto adalah terakhir hari ini, 29 April 2009. Pencairan pada hari ini dilaksanakan untuk kecamatan Pungging dan Ngoro. Penulis kebetulan adalah Pendamping PKH Kec. Pungging, jadi turut membantu kelancaran pencairan BLT kecamatan Pungging

Pukul 07.00, petugas POS sudah datang di pendopo kecamatan Pungging. Tidak seperti pencairan BLT tahun 2008, pengaturan pencairan terlihat jauh lebih tertata. Ada tiga loket yang akan melayani 3742 penerima bantuan secara simultan sehingga akan mempercepat proses pencairan.

Uang tunai datang dengan dikawal Polisi sekitar pukul 07.30. Sedikit persiapan sana sini, pukul 08.00 tepat penerima bantuan langsung tunai dapat mulai mencairkan wesel yang telah mereka terima.
Wesel? ya, Kartu BLT yang dulu terlihat mewah dan untuk lebih dari satu kali pengambilan untuk tahun ini berubah menjadi wesel. Berupa kertas putih dengan data2 penerima tercantum di atasnya. Wesel ini pun tak ubahnya seperti wesel biasa yang hanya berlaku untuk satu kali pencairan bantuan saja. Lebih aman menurut saya, karena akan mengurangi hilangnya kartu (jika ada lebih dari satu bagian yang disobek sebagai tanda terima)

Kami, Pendamping PKH, berinisiatif membantu kelancaran Pencairan BLT di kecamatan Pungging ini. Kami membantu para penerima BLT untuk mengantre di loket yang sesuai dengan desa asal mereka. Sebagian besar penerima tidak tahu adanya sistem penjadwalan berdasarkan desa ini. Jadi mereka yang dari desa Ngrame misalnya, walaupun datang pagi2, tetap akan dilayani siang sesudah desa2 yang tercantum dalam jadwal.

Berikut ada adalah pembagian loket untuk 19 desa di Kecamatan Pungging.
Loket 1 : Tunggalpager, Lebaksono, Sekargadung, Tempuran, Watukenongo, Ngrame
Loket 2 : Jabontegal, Balongmasin, Purworejo, Kedungmungal, Curahmojo, Jatilangkung, Mojorejo
Loket 3 : Pungging, Kembangringgit, Banjartanggul, Kalipuro, Bangun, Randuharjo

Pembayaran dijadwalkan sampai pukul 13.00, namun pada pukul 12.00 pendopo kecamatan sudah terlihat sepi karena memang pencairan kali ini relatif lebih cepat daripada pencairan sebelumnya.

Read More......

Bertahap, BLT-PKH Cair


Surabaya Post, Selasa, 21 April 2009 | 10:57 WIB
MOJOKERTO – Sedikitnya 10 ribu warga miskin (gakin) tersebar empat kecamatan di Kab.Mojokerto, Selasa (21/4) pagi tadi, menerima Bantuan Langsung Tunai (BLT). Bersamaan itu juga dicairkan bantuan dana program Keluarga Harapan (PKH).

Untuk proram BLT dicairkan untuk gakin di Kec. Jetis, dan Kec. Dawarblandog. Sedangkan bantuan program PKH diperuntukkan warga Kec. Pungging, dan Kec. Ngoro.

Kepala Kantor Dinas Kesejahteraan dan Sosial (Kessos) Pemkab Mojokerto, Yudha Hadi didampingi Kahumas Pemkab Mojokerto, Hj Alfiah Ernawati S.sos MM, mengatakan, pada tahun ini pencairan dana BLT dan PKH dilakukan secara bergilir. “Hari ini pencairan BLT dilakukan di Kec. Jetis dan Kec. Dawarblandog. Jumlah penerima BLT di Kec. Jetis, sebanyak 4.100 Gakin atau rumah tangga miskin (RTM), dan di Kec. Dawarblandong, sebanyak 4.621 RTM,” katanya, Selasa (21/4) pagi tadi.

Sedangkan untuk program PKH dicair kepada 1.028 RTM di Kec. Pungging, dan di Kec. Ngoro, sebanyak 1.220 RTM. Dalam pencairan dana bantuan ini tidak ada pemotongan. ”Jika ada pemotogan, laporkan ke Pemkab,” tegas Yudha.

Sementara itu, Sulastri (34) warga Pucuk Dawarblandong mengaku berangkat dari rumah sejak pukul 05.30 agar bisa antre terdepan menerima bantuan BLT. “Eh, tak tahunya di sini sudah banyak yang antre. Padahal petugas mulai membuka loket pencairan mulai pukul 07.00,” ujarnya. “Alhamdulillah, saya dapat urutan ke 40. Kalau siang jelas antreannya semakin panjang,” tambah Sulastri.

Sedangkan, Ruslan (45) warga Sawo Kec. Jetis Kab. Mojokerto, merasa lega dengan cairnya dana BLT. Karena cairnya dana BLT sebesar Rp 300 ribu bisa untuk meringankan beban kebutuhan keluarganya. bas

Read More......

Blog PKH Mojokerto No 1, DINSOS No 3


klik untuk memperbesar

Hari ini hasil pencarian Google dengan kata kunci "PKH Mojokerto" menampilkan blog nonresmi PKH Mojokerto di urutan teratas. Biasanya masih nomor 6 atau 7. Bahkan pernah melorot sampai halaman 4 pencarian. Kadang kalah juga sama blog pendahulu pkhmojokerto yang sekarang entah siapa yang mengadministrasi. Kalau hari ini bahkan situ Dinas Sosial Mojokerto duduk di posisi 3. Mungkin lagi banyak yang liat2 kali ya. Kalo pas lagi sepi ya melorot lagi.

Read More......

Komentar Terbaru